KIMIA
PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan ketergantungandigolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan.
3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya sedang dari kelompok hipnotik sedatif.
4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan.
Jenis-jenis psikotropika:
1) Sabu-sabu.
- Merupakan golongan obat stimulan jenis metamphetamine yang merupkan turunan dengan amphetamine yang terkandung dalam pil ekstasi. Sabu murni berbentuk kristal berwarna putih. Bersifat adiktif atau mempunyai candu yang berbahaya yang membuat pemakai terasa ingin mengkonsumsi terus menerus. Banyak orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis. Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia sampai ectasy ( senang berlebihan). Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri . Pemakai sabu bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malh sedikitpun dan menjadi orang yang berbeda kepribadiannya dari sebelumnya
- Amfetamin pertama kali dibuat pada tahun 1887 di Jerman . Kemudian metamfetamin yang lebih kuat dan mudah dibuat dikembangkan di Jepang pada tahun 1919. Bubuk kristal ini larut dalam air sehingga membuatnya mudah untuk disuntikkan. Metamfetamin digunakan saat perang dunia ke-ll.Pilot kamikaze menggunakan metamfetamin untuk membantu mereka dalam misi bunuh diri. Dosis tinggi diberikan kepada pilot Kamikaze Jepang sebelum mereka melakukan misi bunuh diri dan setelah perang, penyalahgunaan metamfetamin dengan suntikan menjadi mewabah. Tahun 1950-an, metamfetamin diberikan dengan resep dokter untuk membantu diet dan melawan depresi. Karena mudah didapat, sehingga digunakan sebagai stimulan non-medis oleh mahasiswa, supir-supir truk dan olahragawan sehingga penyalahgunaannya meluas. Di 1960-an karena metamfetamin tersedia lebih banyak, berarti penyalahgunaannya juga meningkat. Lalu di tahun 1970, pemerintah Amerika Serikat menyatakan penggunaannya adalah ilegal. Setelah itu, geng sepeda motor Amerika Serikat mengontrol hampir semua produksi dan distribusinya, kebanyakanbanyakan pengguna saat itu hidup di pedalaman dan tidak mampu untuk menggunakan kokain yang lebih mahal. Sabu yang beredar di Indonesia disuplai dari 11 negara dan dikendalikan oleh 72 jaringan internasional. Berdasarkan rute penyelundupan sabu , sebagian barang itu terlebih dahulu transit di Malaysia dan Singapura sebelum akhirnya sampai dan beredar di Indonesia
- Penyeludupan sabu-sabu bisa menggunakan jalur laut terlebih dahulu baru setelah itu dipindahkan dan menggunakan jalur darat, karena banyaknya pelabuhan ilegal di sepanjang 81.000 kilometer garis pantai indonesia. Bahkan sekarang sabu-sabu dapat diseludupkaan lewat jalur udara. Biasanya mereka menempelkan sabu-sabu dibagian tubuh misalnya di dada karena tubuh tidak masuk mesin x-ray.
- Bahan untuk pembuatan sabu-sabu adalah efedrin (atau pseudoefedrin), yodium, eter, natrium hidroksida, fosfor merah, dan asam klorida. Alat yang dibutuhkan adalah stoples plastik dengan tutup, filter kopi, pipet, corong, dan pot kopi.
- Tahap pembuatannya adalah dimulai dengan mengambil Sudafed (yang memiliki pseudoefedrin sebagai bahan aktif) dan menghancurkannya menjadi bubuk. Bubuk tersebut kemudian dilarutkan ke dalam eter dan kemudian filter kopi yang digunakan untuk memisahkan cairan dari bahan berpaya putih (yang dibuang). Setelah menguap dalam panci kopi, yang tersisa adalah bentuk murni pseudoefedrin, yang dekat dengan shabu sendirinya. Kemudian dimasak selama beberapa jam dengan fosfor merah, yodium, dan asam klorida. Setelah campuran didinginkan, itu sekali lagi disaring dan kemudian diubah menjadi basis menggunakan natrium hidroksida. Eter digunakan untuk kedua kalinya sebagai pelarut, dan setelah penguapan eter, Semua yang tersisa sekarang adalah membuat metamfetamin menjadi kristal, yang mengapa itu disebut sabu. Sabu kemudian diciptakan oleh gelembung gas asam klorida ke dalam wadah yang memiliki bagian dalam metamfetamin. Bahan ini kemudian disaring untuk terakhir kalinya, dan kristal mengumpul pada filter itu sendiri.
- Penggunaan sabu sabu bisa untuk orang yang cepat lelah, berdiet, orang yang kurang bersemangat.
- Dampak penggunaan sabu-sabu:
i. Pupil membesar.
Kondisi pupil yang membesar disebabkan oleh aliran darah yang memiliki tekanan tinggi, sehingga akan berdampak pada pembesaran pupil, sama seperti
ketika mengonsumsi kafein
ii. Naiknya tekanan darah.iii. Bertambahnya detak jantung.
Bertambahnya detak jantung merupakan efek domino dari naiknya tekanan darah. Naiknya tekanan darah akan memaksa jantung untuk bekerja lebih keras lagi, sehingga akan memompa lebih cepat.
iv. Sesak napas.
Selaian sesak napas gejala lain yang muncul minsalnya batuk-batuk.
v. Mual dan muntah.
Mual – mual dan muntah merupakan efek yang dapat dirasakan sesaat setelah melakukan kegiatan ‘ nyabu ‘.
vi. Sanggup menahan lapar.
Para pecandu sabu – sabu biasanya mampu menahan lapar dalam waktu yang sangat lama, bisa hampir dalam waktu seminggu. Hal ini akan membuat tubuh mereka kekurangan nutrisi dan akan terlihat sangat kurus sekali, seperti anoreksia.
vii. Menurunnya imunitas tubuh.
viii. Kulit pucat.
2. Dampak psikis:
I. Bersikap aneh, tidak terduga, dan kadang bertindak kasar/kejam.
II. Halusinasi/gembira yang berlebihan.
III. Cepat marah/ emosi tidak stabil.
IV. Mudah panik.
V. Disorientasi,apatis,kebingungan dan kelelahan.
VI. Depresi.
VII. Sulit berkonsentrasi.
VIII. Cemas/ gelisah.
• Sabu – sabu berbentuk bubuk digunakan dengan cara dihirup memnggunakan alat khusus bernama bong.
Cara penggunaannya adalah:
A. Pertama sabu ditumbuk sampai halus terlebih dahulu
B. Kemudian masukkan bubuk sabu kedalam pirek dan dorong sampe ketengah pirek.
C. Ambil lilin dan bakar sedikit pirek pada bagian sabunya
D. Bakar bagian bawahny dengan korek
• Tujuan penggunaan sabu-sabu adalah untuk mendapatkan kesenangan,meningkatkan kepercayaan diri. Dan dapat digunakan untuk terapi.
• Cara penyembuhan dari kecanduan sabu adalah dengan rehabilitasi.
1. Tahap pertama yaitu, tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi) yaitu proses pecandu menghentikan penyalahgunaan narkoba di bawah pengawasan dokter untuk mengurangi gejala putus zat (sakau).
2.Tahap kedua, yaitu tahap rehabilitasi non medis dengan berbagai program di tempat rehabilitasi, misalnya program therapeutic communities (TC), program 12 langkah dan lain-lainnya.
3. Tahap terakhir yaitu tahap bina lanjut yang akan memberikan kegiatan sesuai minat dan bakat. Selain itu, pencandu yang sudah berhasil melewati tahap ini dapat kembali ke masyarakat, baik untuk bersekolah atau kembali bekerja.
2) Ekstasi
Ekstasi adalah tablet yang mengandung zat adiktif yang mampu memacu kekuatan daya tubuh hingga berjam-jam dan menimbulkan perasaan senang, gembira, dan riang yang luar biasa terhadap sesuatu, mempunyai efek yang dapat menyerang susunan saraf pusat (otak).
Ekstasi adalah narkoba sintetik (buatan manusia) yang dibuat di dalam laboratorium. Para pembuat dapat menambah apa saja pada narkoba ini, seperti kafein, amfetamin dan bahkan kokain.
• Ekstasi semula dibuat oleh Perusahaan Farmasi Merck pada tahun 1912. Aslinya, Ekstasi terdiri dari Methylenediozymethamphetamine (MDMA), obat psikoaktif yang memiliki zat stimulan yang sama dengan metamfetamin. Dalam bentuk aslinya, ia dikenal sebagai "MDMA". MDMA digunakan di tahun 1953 oleh tentara Amerika Serikat dalam uji coba perang, dan muncul kembali di 1960-an sebagai obat psikoterapi untuk “menurunkan inhibisi. Baru pada 1970-an MDMA mulai digunakan sebagai narkoba pesta.
• Penyebaran ekstasi bisa melalui jalur udara misalny dengan cara memasukan pil ekstasi kedalam botol minuman bekas yang berbahan aluminium ,setelah itu bungkusan itu dimasukkan kedalam celana dalam sehingga mesin detektor tidam bisa mendeteksi. Namun bisa juga melalui jalur darat.
• Alat dan bahan pembuatan ekstasi adalah cetakan, tabung , dongkrak, alat penjepit, dan bahan utamany adalah ekstasi
•Penggunaan ekstasi biasanya adalah untuk mengurangi rasa sakit akibat pergerakan atau kehabisan energi, namun para ilmuan juga menemukan bahwa ekstrasi dapat digunakan untuk terapi bagi penderita gangguan mental seperti post-traumatic stress disorder (PTSD), karena dapat meredakan kelelahan yang diderita.
Namun sekarang penggunaan ekstasi untuk pesta -pesta / club malam .
• Dampak penggunaan ekstasi:
# Dampak fisik:
- Rasa mual
- Berkeringat & dehidrasi (kehilangan cairan tubuh). Rahang mengencang dan gigi bergemeletuk.
- Paranoia, kebingungan.
- Meningkatnya kecepatan denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan darah
- Pingsan, jatuh atau kejang-kejang (serangan tiba-tiba).
- Hilangnya fokus
- Dapat meenyebabkan dehidrasi. Hal ini menyebabkan si pemakai akhirnya meminum banyak sekali air. Tidak jarang pengguna ekstasi ditemukan meninggal karena terlalu banyak minum air.
- Nafsu makan menghilang
- Gelisah
- Pucat dan berkeringat
- Pandangan menjadi kabur
- Kram otot
- Konsumsi jangka panjang akan menyebabkan kecanduan.
#Dampak psikologis:
- Perasaan gembira yang meluap- luap
- Perasaan nyaman
- Meningkatnya kedekatan dengan orang lain
- Percaya diri meningkat dan rasa malu berkurang.
• Cara menggunakan ekstasi adalah ekstasi dibuat dengan tablet berwarna warni demgan motif berbeda-beda. Ekstasi juga tersedia dalam bentuk bubuk dan pil.
Ketika dimasukkan lewat mulut, efek obat ini akan kambuh pada 30–45 menit dan berakhir 3–6 jam. Obat ini juga terkadang dimasukkan melalui hidung atau diasapkan.
• Tujuan penggunaan ekstasi adalah bisa digunakan untuk terapi gangguan jiwa dan tujuan negatifnya adalah untuk meningkatkan semangat sehingga peminumnya menjadi sangat aktif dan biasa diminum di pesta-pesta atau club malam sehingga peminumnya menjadi sangat aktif menari / berdansa.
• Cara penyembuhan dari penggunaan ekstasi:
#Cara termudah :
1.Minumlah susu beruang
2. Minumlah air
3. Jangan biarkan perut kosong
#Untuk menghilangkan kecanduannya bisa dilakukan dengan rehabilitasi. Karena ekstasi mesih termasuk dalam Amphetamine Type Stimulant (ATS). Maka rehabilitasi yang dilakukan adalah rehabilitasi jangka pendek ( kurang dari 6 bulan) . Kecualj jika halusinasi dan paranoidnya sangat tingi sehingga membutuhkan perawatan lebih.
3) Diazepam
Diazepam adalah salah satu jenis obat benzodiazepine yang dapat memengaruhi sistem saraf otak dan memberikan efek penenang. Diazepam bekerja dengan cara mempengaruhi neurotransmiter, yang berfungsi memancarkan sinyal ke sel otak. Merupakan obat golongan Benzodazepin. Diazepam termasuk ke dalam obat yang konsumsinya harus diawasi oleh dokter. Jangka waktu terapi diazepam tidak boleh melebihi empat bulan, peningkatan maupun penurunan dosis harus berdasarkan resep dokter dan dilakukan secara bertahap.
• Diazepam pertama kali disintesis oleh Leo Sternbach, Namum diproduksi pertama kali oleh Hoffmann-La Roche. Obat ini menjadi salah satu obat paling banyak diresepkan di dunia semenjak kemunculannya tahun 1963. Tahun 1985 patennya berakhir. Saat ini diazepam sudah banyak dijual di pasaran deengan merk dagang yang berbeda-beda . Diazepam termassuk dalam obat paling penting yang dibutuhkan dalam sistem kesehatan dasar.
• Penyebaran diazepam biasa dijual di apotek, namun tidak dijual bebas melainkan harus menggunakan resep dokter. Beberapa merk dagang diazepam misalnya, Stesolid,Valium, Validex , Valisanbe , Neurodial, Metaneuron dan Danalgin.
• Bahan pembuatan diazepam adalah diazepan itu sendiri sesuai dengan dosis yang diperlukan misalnya 2 mg; 2,5 mg; 5 mg; 10 mg; 15 mg; 20 mg; 1 mg/mL; 5 mg/mL
• Penggunaan diazepam adalah obat untuk mengatasi kecemasan, gejala putus alkohol,kejang – kejang , juga dapat digunakan untuk melemaskan kejang otot dan juga sebagai obat penenang menjelang suatu prosedur medis. Misalnya saat operasi. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi mimpi buruk ( night erorr).
• Dampak penggunaan diazepam:
# Dampak fisik:
- Mengiler atau Mulut kering
- Penglihatan kabur
- Ruam di kulit
- Mual , sembelit
- Lemah otot
- Mengantuk
- Napas lemah atau pendek
- Kedutan/tremor
- Hilang kontrol berkemih
# Dampak psikis:
- Masalah ingatan
- Pusing/ sensasi berputar
- Sulit tidur / gelisah
- Hilang napsu birahi
- Bingung/ halusinasi
- Perilaku tidak seperti biasanya
- Perilaku tidak bisa mengkontrol diri/ tidak takut bahaya
- Mood depresi hingga munculnya ide bunuh diri
- Hiperaktivitas , mudah marah
• Cara penggunaan diazepam adalah
Diazepam ada yaang berbentuk tablet, Cair (oral concentrate solution ) , dalam bentuk injeksi dan dalam bentuk rectal solution.
Yang berbentuk tablet digunakan dengan cara ditelan.
Jika diazepam dalam bentuk cair (oral concentrate solution) maka gunakan alat tetes untuk mengukur dosis dan mencampurkannya dalam minuman atau makanan lunak (misalnya saus apel, puding)
Untuk injeksi, injeksi intravena atau intramuskular: pemakaian sampai 10 mg, lakukan pengulangan dosis setelah 4 jam jika diperlukan.
Untuk penggunaan rectal solution digunakan dengan cara dimasukkan kedalam dubur. Ketika diberikan ke vena, efek akan mulai terasa dalam lima menit sampai satu jam. Melalui mulut, efeknya terasa mulai 40 menit.
- Tujuan penggunaan diazepam adalah :
- Obat yang diberikan sebelum prosedur anastesi.
- Digunakan sebagai penenang pada pasien sebelum operasi minor, sebelum endoskopi dan pasien di ICU.
- Gangguan tidur (insomnia) yang berkaitan dengan kecemasan.
- Gejala-gejala yang timbul pada orang putus alkohol seperti kejang dan cemas.
- Serangan kecemasan atau kepanikan pada pasien dengan gangguan psikologis misalnya depresi.
- Serangan kejang akibat epilepsi atau demam.
- Melemaskan otot yang kaku
- Biasanya dapat digunakan sebagai obat bius dalam operasi kecil.
- Tetanus.
• Cara penyembuhan dari efek diazepam dan peringatan pemakaian:
- Diazepam tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh orang dengan kondisi sebagai berikut:
- Memiliki riwayat alergi terhadap diazepam atau komponen-komponen obat lain di dalamnya, serta obat-obat lain dalam golongan yang sama.
- Penderita yang mengalami keracunan alkohol akut.
- Mengalami depresi atau gangguan sistem pernapasan yang parah.
- Pasien Myasthenia gravis yaitu penyakit autoimun kronis yang menyebabkan kelemahan otot. Boleh digunakan hanya jika keadaan mendesak dengan tetap mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.
- Tidak boleh diberikan secara injeksi pada pasien dengan kondisi syok, koma, depresi sistem pernapasan dan pasien yang mendapatkan obat lain yang dapat memicu depresi pernapasan.
- Menderita glaukoma sudut sempit akut dan glaukoma sudut terbuka, kecuali pasien mendapatkan terapi yang telah disesuaikan.
- Bayi < 6 bulan.
- Tidak boleh digunakan oleh ibu hamil dan menyusui karena termasuk obat kategori kehamilan D dan obat dapat dikeluarkan melalui ASI.
# Untuk menhidari ketergantungan obat penenang, makan sangat disarankan untuk meminum obat penenang dengan dosis sekecil mungkin dan dalam jangka waktu yang tidak panjang.
Jika sudah ketergantungan obat tersebut maka sebaiknya ke psikiater .
Psikiater mungkin akan memberikan penanganan berupa :
• konseling untuk membantu Anda menjalani rehabilitasi dalam mengatasi ketergantungan serta mengatasi faktor - faktor kesehatan jiwa yang mungkin selama ini mendorong Anda mengkonsumsi diazepam
• memberikan program penurunan obat secara bertahap agar Anda dapat melepaskan ketergantungannya namun tanpa harus tersiksa dengan berbagai gejala putus obat seperti yang dialaminya selama ini
• jika diperlukan psikiater dapat memberikan obat lain untuk menghilangkan gejala overdosis seperti buspirone atau flumazenile.
• Dosis penggunaan diazepam.
Dewasa:
Dosis diazepam untuk mengatasi kecemasan
• Diazepam tablet 2 mg 3 kali sehari, max 30 mg/hari
• Diazepam injeksi atau ampul: 2-5 mg (cemas sedang) atau 5-10 mg (cemas berat) 1 kali dosis. Dapat diulang dalam 3-4 jam, jika dibutuhkan.
Dosis diazepam untuk gejala putus alkohol
• Diazepam tablet 5-20 mg, ulangi dalam 2-4 jam, bila diperlukan. Atau 10 mg, 3-4 kali selama 24 jam pertama, lalu 5 mg 3-4 kali sehari sesuai kebutuhan.
• Diazepam injeksi atau ampul: 10-20 mg
Dosis diazepam untuk kejang otot
• Diazepam tablet 2-15 mg/hari dalam dosis terbagi
• Diazepam injeksi atau ampul: 10 mg, dapat diulang 4 jam kemudian bila dibutuhkan
Dosis diazepam untuk kejang-kejang
• Diazepam injeksi: dosis awal 5-10 mg, dapat diulang 10-15 menit hingga max 30 mg. Lanjutkan dengan dosis rumatan bila kejang sudah berhenti.
Dosis diazepam untuk obat penenang menjelang endoskopi atau radiologi
• Diazepam oral: 5-20 mg
Anak -anak
Dosis diazepam untuk kejang pada anak
• 2 -5 tahun: 0.1-0.5 mg/kg, dibulatkan ke dosis terdekat yang tersedia. Dapat diulang dalam 2-5 menit, max 5-10 mg
• >5 tahun: 1 mg/kg, dibulatkan ke dosis terdekat yang tersedia. Dapat diulang dalam 2-5 menit, max 5-10 mg
• Tidak dianjurkan untuk bayi berusia di bawah 6 bulan.
Dosis diazepam untuk kecemasan pada anak 1-12 tahun
• Oral: 0.12-0.8 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6-8 jam jika dibutuhkan.
• Intramuskular: 0.04-0.3 mg/kg setiap 2-4 jam sesuai kebutuhan, hingga maksimal 0.6 mg/kg dalam 8 jam.
Dosis diazepam untuk pencegahan kejang demam pada anak
Oral: 1 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam. Terapi awal untuk tanda awal demam dan lanjutkan selama 24 jam setelah demam sembuh.
Dosis diazepam untuk kejang otot pada anak 1-12 tahun
• Oral: 0.12-0.8 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
• Intramuskular: 0.04-0.3 mg/kg setiap 2-4 jam sesuai kebutuhan, hingga maksimal 0.6 mg/kg dalam 8 jam.
Dosis diazepam untuk pencegahan kejang demam pada anak 1-12 tahun
• Oral: 0.12-0.8 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
• Intramuskular: 0.04-0.3 mg/kg setiap 2-4 jam sesuai kebutuhan, hingga maksimal 0.6 mg/kg dalam 8 jam.
Dosis diazepam untuk bius ringan pada anak
Oral:
• 1-12 tahun: 0.2-0.3 mg/kg 45-60 menit sebelum prosedur, hingga maksimal 10 mg
• 13-18 tahun: 5 mg 45-60 menit sebelum prosedur, dapat diulang dengan dosis 2.5 mg.
Intravena atau intramuskular:
• 1-12 tahun: 0.04-0.3 mg/kg IM setiap 2-4 jam sesuai kebutuhan, hingga maksimal 0.6 mg/kg dalam 8 jam.
• 13-18 tahun: 2-10 mg 2-4 kali sehari sesuai kebutuhan.
Dosis diazepam untuk tetanus pada anak
• Kurang dari 1 bulan: 0.83-1.67 mg/kg/jam dengan infus IV berkelanjutan, atau 1.67-3.33 mg/kg IV, lambat, setiap 2 jam (20-40 mg/kg/hari). Injeksi diazepam tidak direkomendasikan karena obat pilihan untuk bayi yang baru lahir yang mengandung benzyl alcohol dan propylene glycol.
• 1 bulan hingga 5 tahun: 1-2 mg IM atau IV, lambat, diulang setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan, atau 15 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 2 jam.
• Lebih dari 5 tahun: 5-10 mg IM atau IV, lambat, diulang setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan.
Comments
Post a Comment